Home
Info
Sejarah...
Geografi...
Struktur Sosial...
Pemimpin Rakyat...
Pariwisata...
Bisnis...
Forum
Chat
Daftar Kata-kata
Daftar Buku
Links
Baca Buku Tamu
Teken Buku Tamu

Mohon bantu
dengan
sumbangan





Home >>Sejarah Minahasa >>Sejarah Garis Waktu

Sejarah Garis Waktu

Disusun oleh: Roderick C. Wahr

February1957
Soekarno mengumumkan bahwa lebih baik melaksanakan sistem "demokrasi pemerintah", eufinisme untuk sebuah pemerintahan yang otokratis.

March 1957
Pemimpin militer baik Sulawesi Selatan maupun Utara mengadakan sebuah konfrontasi terhadap pemerintah pusat, dengan tuntutan otonomi daerah yang lebih besar. Mereka menuntut pembangunan lokal yang lebih banyak, pembagian pendapatan yang lebih adil, menolong dalam menekan pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, dan sebuah kabinet pemerintahan pusat bersama yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta. Paling tidak awalnya pemberontakan "Permesta" (Piagam Perjuangan Semesta Alam) adalah sebuah reformis daripada sebuah gerakan separatis.

June 1957
Pemimpin Sulawesi Utara merasa tidak puas dengan perjanjian dan perpecahan gerakan Permesta. Diilhami, barangkali, oleh ketakutan akan dikuasai oleh pihak selatan, pemimpin memberikan pernyataan negara otonomi mereka sendiri dari Sulawesi Utara.
Lalu Soekarno menunjuk sebuah kabinet kerja dibawah komando R.H. Djuanda (1911-1963). Dia juga menunjuk sebuah "Dewan Nasional" yang terdiri dari beberapa "kelompok fungsionil".

October 1957
Setelah sebuah boikot pada bulan Desember, pemilik dari hampir 250 perusahaan Belanda dinasionalisasikan dan diumumkan bahwa 46.000 orang warga negara Belanda harus meninggalkan negara. Perwira TNI diangkat sebagai manajer dan direktur dari perusaan Belanda yang dicaplok.

1958
Selama perjalanan Soekarno kesejumlah negara Asia (Februari) pemberontak-pemberontak di Bukittingi (Sumatra-Barat) PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), dibawah pimpinan Sjafruddin Prawiranegara (1911-1989) memberontak. Walaupun pemberontakan tersebut tidak bermaksud untuk memisahkan diri dari Indonesia, Sukarno tidak ragu-ragu untuk membabat gerakan tersebut pada waktu kepulangannya. Kemungkinan campur tangan dari pihak luar akhirnya menggerakkan pemerintah pusat untuk mencari bantuan militer dari Sulawesi Selatan.
Angkatan perang Permesta diantar dari Sulawesi Tengah, Gorontalo, Kepulauan Sangihe dan dari Morotai di Maluku (dari lapangan terbang masing-masing, pemberontak sudah berharap untuk terbang serangan pengeboman ke Jakarta). Beberapa pesawat pemberontak tersebut (disediakan oleh Amerika dan diterbangkan oleh pilot-polot Filipina, Taiwan dan Amerika) dimusnahkan. US policy shifted, favoring Jakarta.
Angkatan udara mengebom kota-kota di daerah pemberontak (Padang, Bukittingi, Manado) dan tentara menaklukkan Medan dan kemudian Padang.

June 1958
Tentara pemerintah pusat mendarat di Sulawesi Utara dan menawan Manado. Namun gerak-gerik tersebut bahaya untuk Jakarta, karena di Ambom pemberontak mendapat bentuk bantuan dari Amerika dan Belanda. Juga Filipina, Cina Nasionalis (Taiwan) dan Malaysia yang mendukung pemberontakan.
Jenderal Nasution merumuskan teori "dwifungsi" (fungsi ganda), dimana tentara, selain menjadi tenaga perjuangan, juga menjadi organisasi sosial dalam pelayanan perkembangan sosial negara.

1959
Kekuasaan pusat ditingkatkan di biaya otonomi lokal, nasionalisme radikal memperoleh sikap moderat yang pragmatis, kekuatan komunis dan Soekarno bertambah sedangkan Hatta menyusut, dan Soekarno mampu memperlihatkan "Panduan Demokrasi"nya.

mid 1961
Pemberontakan Permesta akhirnya dipadamkan.

1967
Sulawesi Utara menjadi makmur dibawah Pemerintahan Orde Baru dari Presiden Soeharto, yang telah mengambil alih kantor.

Banyak laporan ekonomi (tetapi sedikit perbaikan politik) yang dicari oleh pemberontak Permesta tercapai. Propinsi tersebut memiliki kebudayaan yang toleran dan memandang keluar.

Masa depan akan memperlihatkan apa yang akan terjadi setelah pelaksanaan Otonomi Daerah, gagasan yang sangat diperjuangkan oleh Permesta.


Berikut

1957 -

Akhir



© 2004 by Roderick. All rights reserved.write comments to: